Wednesday, December 20, 2017

Out of the comfort Zone

Assalamualaikum,
Hola
Nggak kerasa 2017 sudah mau berakhir, bagaimana dengan setahun ini? I thank God for this year,
I have a baby, sekarang usianya sudah 5 bulan.

Untuk topik kali ini sebenernya semacam telat sekali saya baru nulis sekarang tapi dari pada nggak nulis yang pengen saya tulis?. Saya yakin setiap orang memiliki zona nyaman-nya masing-masing dan bukan hal yang bijaksana kalau kita men-judge apa itu zona nyaman mereka.

Untuk saya sendiri saya merasa keluar dari zona nyaman saya ya tahun 2016 lalu, ketika saya memutuskan menikah. Why? karena zona nyaman saya adalah bekerja di perusahaan yang membuat saya nyaman dengan lingkungan kerja yang juga membuat saya nyaman. Saya begitu mencintai pekerjaan saya sehingga sebuah keputusan yang sangat sulit waktu itu karena saya harus keluar dari pekerjaan saya hanya karena saya menikah dengan teman satu kantor. Dan lebih sebalnya lagi sekarang ada putusan MK (mahkamah agung) yang mencabut larangan pernikahan dalam satu kantor, alias orang kalo menikah dengan teman satu kantor tidak harus resign salah satu. Kesal? Jelas, saya kesal tak berujung ketika membaca berita itu, menanyakan banyak hal kenapa putusan MK nggak dari dulu, kenapa saya nggak menikah sekarang bukan dulu dan kenapa kenapa yang lain. Butuh waktu lama untuk saya struggle di kehidupan saya yang baru, it's look simple for some people but for me, it's so hard. Ditambah lagi saya picky masalah pekerjaan, yang ada didepan mata ditolak, dan ngejar yang ideal menurut saya dan lagi lagi Tuhan menguji saya, biasanya saya gampang dapet sesuatu kali ini tidak, udah di ujung tes dan gagal cuma gara-gara saya hamil. Saya makin kesel waktu itu, kehamilan yang harusnya disambut dengan bahagia saya malah kesal, "kenapa harus hamil diwaktu seperti ini?". Karena hamil akhirnya saya fokus hamil dan kemudian melahirkan dan kemudian menjadi ibu, apakah sudah nyaman? saya akan jawab lumayan, menjadi ibu memang tidak mudah (kapan-kapan akan saya ceritakan bagaimana) tapi memulai lagi dari awal (mencari pekerjaan) juga membutuhkan niat yang sangat besar apalagi saya sudah cukup lama vakum. Mulai enggak PD mikir masih ada yang mau nggak ya sama saya dan lain sebagainya.

Nasi sudah jadi bubur toh kehidupan saya saat ini baik-baik saja, meskipun sempat agak depresi dan sebagainya, keluar dari zona nyaman tentu orang tak ada yang suka dan jadi ibu yang orang pikir gampang juga ternyata tidak mudah bagi saya, but as always, live must go on isn't it? tapi entah kenapa move on saya kali ini agak lambat. Padahal saya jelas tau hidup itu harus lebih sering memandang kedepan dari pada kebelakang, lebih baik menikmati masa sekarang dari pada menyesali yang sudah terjadi. Tapi memang butuh proses. Untuk sekarang jangan tanya plan sama saya, saya yang biasanya punya plan A, B, C kali ini tidak. Maklum ya saya pernah punya plan dan sudah berusaha tapi kebetulan nggak berjalan mulus dan lucunya saya dimana saya diuji yang harusnya makin kerja keras atau makin sering berdoa saya malah merasa jengkel dan jarang berdoa. Padahal biasanya Tuhan selalu kasih apa yang saya perjuangkan. Tapi saya hanyalah saya, seorang manusia yang baru kali ini menjalani hidup dan punya banyak kekurangan. Di tahun depan semoga saya tidak hanya bertambah tua, saya juga berharap bisa makin wise, jadi ibu dan istri yang baik dan menemukan apa yang saya mau dan saya butuhkan, survive, happy, healthy, also stronger.
well last but not least selamat menyongsong tahun 2018 semoga tahun depan bisa lebih baik dari tahun ini. Dan terima kasih Tuhan untuk semua pengalaman yang terjadi di tahun 2017.

see yaaa. :*

No comments:

Post a Comment